F. Organisasi Formal dan Informal
Ragam arti organisasi banyak sekali seperti organisasi statis, organisasi dinamis, organisasi formal, organisasi informal, organisasi tunggal, organisasi jamak, organisasi daerah, organisasi regional, organisasi negara, organisasi internasional dan lain sebagainya. Ada beberapa saja yang akan dibahas di sini, yaitu :
Organisasi Statis :
Yaitu gambaran skematis hubungan-hubungan kerjasama yang terdapat dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
Yaitu gambaran skematis hubungan-hubungan kerjasama yang terdapat dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan.
Organisasi Dinamis :
Yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organisasi, mengadakan departementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan tanggung jawab.
Yaitu kegiatan yang berhubungan dengan usaha merencanakan skema organisasi, mengadakan departementasi dan menetapkan wewenang, tugas dan tanggung jawab.
Organisasi Formal :
Yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.
Yaitu sistem kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang dikoordinir untuk mencapai suatu tujuan yang ditetapkan secara rasional.
Organisasi Informal :
Yaitu kerjasama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih yang tidak dikoordinir untuk mencapai tujuan yang disadari tapi akhirnya mempunyai tujuan bersama, dimana kedudukan dan fungsi-fungsi yang dilakukan tampak kabur.
Argyris mengemukakan empat
bidang utama organisasi informal berbeda dengan organisasi formal.
1.
Hubungan antar pribadi, dimana
dalam organisasi formal digambarkan dengan jelas, sedang dalam organisasi
informal tidak di gambarkan dengan jelas, yang tergantung kepada kebutuhan
mereka.
2. Kepemimpinan dirancang dan ditentukan dalam formal serta muncul dan secara
informal.
3. Pengendalian perilaku, dalam organisasi formal pengendalian perilaku
karyawan melalui penghargaan dan hukuman, sedang kelompok informal mengndalikan
para anggota dengan pemenuhan kebutuhan.
4.
Ketergantungan, karena kaasitas
pemimin formal terletak pada penghargaan dan hukuman, sedang bawahab tergantung
pada kelompok informal.
G. Departementasi (Departementation)
Efesiensi kerja tergantung kepada keberhasilan integrasi satuan-satuan yang bermacam-macam dalam organisasi. Proses penentuan cara bagaimana kegiatan dikelompokkan disebutkan departementasi. Macam bentuk departementasi yaitu :
1. Departementasi Fungsional
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
Mengelompokkan fungsi yang sama atau kegiatan sejenis untuk membentuk satuan organisasi. Ini merupakan bentuk organisasi yang paling umum dan bentuk dasar departementasi.
o
Kebaikannya :
a.
Pendekatan ini menjaga kekuasaan
dan kedudukan fungsi-fungsi utama.
b.
Menciptakan efisiensi melalui
spesialisasi.
c.
Memusatkan keahlian organisasi.
d.
Memungkinkan pengawasan
mana-jemen puncak terhadap fungsi-fungsi yang ada dalam organisasi.
o
Kelemahannya :
a.
Menciptakan konflik antar fungsi.
b.
Adanya kemacetan pelaksanaan
tugas.
c.
Umpan balik yang lambat.
d.
Memusatkan pada kepentingan
tugasnya.
e.
Para anggota berpandangan lebih
sempit serta kurang inovatif.
2. Departemen Devisional
Dengan membagi divisi-divisi atas dasar produk, wilayah, langganan, dan proses, dimana tiap divisi merancang, memproduksi dan memasarkan produknya sendiri.
a)
Struktur
organisasi divisional atas dasar produk
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
Setiap departementasi bertanggung jawab atas suatu produk yang berhubungan. Struktur ini dipakai bila teknologi pemrosesan dan metode pemasaran sangat berbeda.
b)
Struktur organisasi divisional atas dasar wilayah.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
Pengelompokkan kegiatan atas dasar tempat dimana operasi berlokasi atau menjalankan usahanya. Faktor yang menjadi pertimbangan adalah bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, transportasi dan lain sebagainya.
c)
Struktur organisasi divisional atas dasar langganan
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
Pengelompokkan kegiatan yang dipusatkan pada penggunaan produk, terutama dalam kegiatan pengelompokkan penjualan, pelayanan.
d) Struktur
organisasi divisional atas dasar proses
Pengelompokan kegiatan atas dasar proses yang
sering di jumpai dalam departemen produksi. Kegiata-kegiatan dapat di
kelompokan menjadi departemen pemboran, penggalian, penggergajian, perakitan
dan penyelesaian terakhir, Ini digunakan atas dasar pertimbangan ekonomis.
e) Struktur
organisasi divisional atas dasar alphanumerical
Dapat di gunakan pada pelayanan
telepon, misalnya nomer 0000005000000 di tempatkan dalam satu departemen dan
lainnya di tempatkan di departemen yang lain juga.
o
Kebaikan
struktur divisional:
1. Semua
kegiatan, keterampilan, keahlian untuk memproduksi dan memasarkan di kelompokan
menjadi satu dibawah seorang kepala.
2. Semua
kegiatan mudah untuk di koordinasi dan prestasi kerja terpelihara.
3. Kualitas
dan kecepatan pembuatan keputusan meningkat.
4. Menempatkan
pengembangan dan implementasi strategi dekat dengan lingkungan divisi yang
khas.
5. Merumuskan
tanggung jawab dengan jelas dan perhatian dipusatkan pertanggung jawaban atas
prestasi kerja.
6. Membebaskan
para kepala eksekutif dalam pembuatan keputusan strategi lebih luas.
7. Cocok
untuk lingkungan yang cepat berubah.
8. Mempertahankan
spesialisasi fungsional dalam setiap divisi.
o
Kelemahan
struktur divisional:
1. Berkembangnya
persaingan difungsional potensial atas sumber daya perusahaan dan konflik
antara tugas dan prioritas.
2. Seberapa
besar delegasi wewenang di berikan.
3. Masalah
kebijaksanaan dalam alokasi sumber daya dan distribusi biaya overhead
perusahaan.
4. Menimbulkan
kosistensistensi kebijaksanaan antar divisi.
5. Maslah
di publikasikan sumber daya dan pralatan yang tidak perlu.